KATA PENGANTAR
Assalammualaikum.wr.wb
Dengan Mengucapakan Puji Syukur kepada Allah SWT, atas kehendak-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun banyak sekali kekurangan dan
kesalahan didalamnya, namun kami berharap bisa memberikan sedikit penegtahuan
tentang hal yang kami tulis ini.
Makalah ini memuat tentang Dakwah secara terang
terangan dan peradaban bangsa mekah sebelum masuk islam, dimana didalamnya di
terangkan tentang proses Perkembangan Islam Pada Masa Modern. Maka dengan
hal ini, semoga kita semua akan menjadi lebih mengetahui Proses
Perkembangan Isalam Pada Masa Modern.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca dan pendengar. kami menyadari bahwa dalam penuliasan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Dan semoga makalah ini dapat bernmanfaat
bagi kita semua. Sekian dan terimakasih.
Wassalamualaikum.wr.wb
Kragilan, 11 Agustus 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................................ 3
B. Perumusan
Masalah ............................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DAKWAH SECARA TERANG-TERANGAN...................................... 4
B.
PERADABAN BANGSA
ARAB SEBELUM MASUK ISLAM ........... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 12
Daftar Pustaka.................................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
Lazimnya pembahasan tentang sejarah peradaban sejarah dan kebudayaan islam
oleh ahli-ahli sejarah barat maupun timur diawali dengan uraian tentang sejarah
bangsa arab sebelum Islam. Hal ini memang tersas relevan, mengingat negri dan
bangsa arab adalah yang pertama kali mengenal dan menerima islam. Adalah suatu
fakta bahwa agama islam diturunkan di jazirah arab; karena itu sudah barang
tentu bangsa arablah yang pertama kali mendengar dan menghayati dan mengenal
islam.
Seajarah perkembangan masyarakat arab dalam kenyataan tidak dapat
dilepaskan dari sejarah perkembangan islam. Bangsa arab adalah suatu bangsa
yang diasuh dan dibesarkan Islam; dan juga Islam didukung dan berkembang
luaskan oleh bangsa arab. Dengan jelas sejarah menunjukan bahwa kemajuan bangsa
arab sampau menjadi bangsa besar, kuat dan bersatu adalah berkat kesetiaan dan
keikhlasannya terhadap islam. Demikian pula, islam cepat tersiar dan tersear
luas ke penjuru dunia, berkat peranan islam.
Dalam makalah ini saya akan sedikit menjelaskan tentang sejarah bangsa arab
ditinjau dari letak geografis jazirah arab, asal-usul bangsa arab, peradaban
bangsa arab pra-islam, kehidupan keagamaan bangsa arab, sisi positif bangsa
arab, dan sisi negative bangsa arab.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
DAKWAH SECARA TERANG-TERANGAN
Selama lebih kurang tiga tahun Nabi
Muhammad Saw. berdakwah secara rahasia atau sembunyi-sembunyi, lalu Allah Swt.
menurunkan firman-Nya: Artinya : “Maka sampaikanlah olehmu
secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”. (QS. Al-Hijr : 94).
Ayat ini menandai dimulainya dakwah Nabi Muhammad Saw. secara terang-terangan
(secara umum) menyeru ke segenap lapisan manusia kepada agama Islam secara
terang-terangan, baik dari golongan bangsawan maupun lapisan hamba sahaya
begitu juga kaum kerabat beliau sendiri atau orang-orang yang jauh.
Pada suatu hari, Rasulullah berdiri di atas bukit Shafa memanggil suku Quraisy, hingga orang-orangpun mengerumuninya. Di antara mereka, terdapat pamannya, Abu Lahab, seorang tokoh Quraisy yang paling memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Tatkala orang-orang telah berkumpul, beliau bersabda: “Bagaimana pendapat kalian, seandainya saya memberitahu kalian bahwa di balik gunung ini ada musuh yang menanti kalian, apakah kalian mempercayai saya?”, mereka menjawab: “Yang terlintas di hati kami tentang anda adalah kejujuran dan amanah”, beliau lalu bersabda: “Saya adalah orang yang memberi peringatan kepada kalian bahwa di hadapan kalian ada siksa yang maha berat”. Kemudian Rasulullah Saw. mengajak mereka untuk menyembah Allah dan meninggalkan berhala yang selama ini mereka sembah. Abu Lahab langsung keluar dari kerumunan orangorang dan berkata: “Celakalah kamu!, apakah karena ini kamu mengumpulkan kami?”. Nabi Muhammad Saw. tetap melanjutkan dakwah dan memulai secara terangterangan di tempat-tempat mereka berkumpul, mengajak mereka masuk agama Islam, bahkan beliau melakukan shalat di sisi Ka’bah. Orang-orang kafir yang tidak suka dengan ajaran Islam semakin membenci ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw., sementara itu, penyiksaan orang-orang kafir terhadap kaum muslimin yakni dengan menghalangi hamba sahaya dan orang-orang lemah, sebagaimana yang dialami Yasir dan puteranya ‘Ammar serta istrinya Sumaiyah. Yasir yang akhirnya mati syahid, sedangkan istrinya Sumaiyah wafat karena ditikam tombak Abu Jahal, bahkan Sumaiyah adalah wanita pertama dalam Islam yang mati syahid disebabkan oleh penyiksaan.
Begitu pula siksaan yang ditimpakan
Umayyah bin Khalaf dan Abu Jahal kepada Bilal bin Rabah, Khabab Ibnul Aris dan
yang lainnya. Sebelumnya, Bilal masuk Islam melalui perantara Abu Bakar. Suatu
ketika Umayyah mengetahuinya, lalu ia pun menimpakan berbagai macam siksaan
agar Bilal mau meninggalkan Islam. Namun, Bilal menolak dan tetap berpegang
teguh pada agama Islam. Lalu Umayyah membawa Bilal keluar kota Mekkah dalam
keadaan terikat rantai. Setelah tubuhnya ditelentangkan di atas padang pasir
yang membara, diletakkan batu besar di atas dadanya, untuk kemudian Umayyah
beserta para pengikutnya menghujaninya dengan cambukan. Sungguh suatu
penyiksaan yang diluar batas peri kemanusiaan. Namun, Bilal berkali-kali hanya
mengucapkan Ahad, Ahad, (Yang Maha Esa), hingga akhirnya Abu Bakar melihatnya.
Dengan seketika itu, Abu Bakar membelinya dari Umayyah dan memerdekakannya di
jalan Allah Swt. Dari serangkaian siksaan yang mendera kaum muslimin ini,
Rasulullah Saw. melarang kaum muslimin mengumumkan keislman mereka, sebagaimana
yang beliau lakukan ketika berkumpul dengan cara diam-diam. Karena seandainya
beliau berkumpul secara terang-terangan, maka kaum musyrikin pasti menghalangi
beliau dalam menyampaikan pengajaran dan petunjuk kepada kaum muslimin.
Bahkan hal ini bisa jadi akan
mendatangkan bentrokan di antara dua kelompok. Dan sudah diketahui, bahwa
bentrokan ini bisa mengakibatkan kehancuran dan kebinasan kaum muslimin,
mengingat sedikitnya jumlah mereka. Oleh karenanya, hikmah yang paling nyata di
sini adalah mereka harus masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Lain halnya
dengan Rasulullah Saw. beliau tetap berdakwah dan beribadah secara
terang-terangan di hadapan orang-orang musyrik, sekalipun beliau menerima
siksaan dari kaum kafir Quraisy. Ada beberapa Faktor yang mendorong kaum
Quraisy menentang seruan Islam yaitu :
1.
Persaingan berebut kekuasaan, kaum Quraisy tidak dapat
membedakan antara kenabian dan kekuasaan, mereka mengira bahwa tunduk pada Nabi
Muhammad Saw. berarti pada kekuasan Bani Abdul Muthalib. Sedangkan susku-suku
bangsa Arab selalu bersaing untuk merebut kekuasaan dan pengaruh.
2.
Penyamaan hak antara kaum bangsawan dengan rakyat
biasa (hamba sahaya), tradisi sosial bangsa Arab mengenal kasta, tiap-tiap
manusia digolongkan ke dalam kasta-kasta, padahal seruan Nabi Muhammad Saw.
memberikan hak yang sama kepada setiap manusia, karena itu kasta bangsawan dari
kaum Quraisy enggan menganut agama Islam. Bahkan hamba sahaya bisa lebih mulia
dari tuannya apabila dia lebih bertaqwa, Allah Swt. berfirman; Artinya;” …… Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. …… (QS Al-Hujurat; 13)
3.
Takut akan hari pembangkitan, agama Islam mengajarkan
bahwa setelah hari kiamat semua manusia akan dibangkitkan dari kuburnya, orang
yang berbuat baik akan mendapat balasan yang baik sedangkan yang berbuat buruk
akan mendapat siksaan. Kaum Quraisy tidak dapat menerima agama yang mengajarkan
bahwa manusia akan hidup kembali sesudah mati.
4.
Taklid kepada ajaran nenek moyang, kaum Quraisy merasa
berat untuk meninggalkan agama nenek moyang mereka dan mengikuti agama baru
tersebut.
5.
Faktor ekonomi, inilah yang menyebabkan kaum Quraisy
enggan meyakini Islam, kerena dalam agama Islam tidak diperbolehkan menyembah
berhala, padahal membuat patung adalah sebagai salah satu mata pencaharian
mereka.
2.
PERADABAN
BANGSA ARAB SEBELUM MASUK ISLAM
A. Letak Geografis Jazirah Arab
Jazirah arab menjelang kelahiran
islam diapit oleh dua kerajaan besar yaitu Romawi Timur di sebelah barat sampai
ke laut Adriatik dan Persia di sebelah timur sampai ke sungai Dijlah. Kedua
kerajaan besar itu disebut hegemoni di wilayah sekitar Timur Tengah. Sebenarnya
Jazirah Arab bebas dari pengaruh kedua kerajaan tersebut, kecuali daerah-daerah
subur seperti: Yaman dan daerah-daerah sekitar teluk Persia. Wilayah jazirah
arab di teluk Persia termaksud daerah kekuasaan kerajaan Persia. Dengan
demikian daerah hijau bebas dari pengaruh-pengaruh politik dan budaya dari
luar. Islam yang dasar-dasarnya diletakkan oleh Nabi Saw di Mekkah dan di
Madinah adalah agama yang murni, tidak dipengaruhi baik oleh perkembangan
agama-agama yang ada di sekitarnya maupun kekuasaan politik yang meliputinya.
Jazirah Arab berbentuk empat persegi
panjang, yang sisinya tidak sejajar. Di sebelah barat terbatas dengan lautan
merah, di sebelah selatan dengan laut arab, di sebelah timur dengan teluk arab
(Persia) dan di sebelah utara dengan gurun pasir Irak dan Syiria. Kemudian
Jazirah Arab ini terbagi kepada bagian tengah yang terdiri dari padang pasir
dan gurun-gurun yang jarang penduduknya dan bahagian tepi merupakan sebuah pita
kecil yang melingkari bagian tengah dan subur daerahnya dan banyak kota yang
ada seperti: Bahrain, Oman. Bagian tengah, terbagi kepada bagian utara di sebut
dengan Nejedan bagian selatan di sebut dengan al-Ahkaf yang jarang penduduknya
karena itu disebut dengan al-Rub al-Khalli.
Jazirah dalam bahasa Arab berarti
pulau. Jadi “Jazirah Arab” berarti “pulau Arab”. Sebagian ahli sejarah menamai
tanah Arab itu dengan “Shibhul Jazirah” yang dalam bahasa Indonesia berarti
“Semenanjung”. Dilihat dari peta, Jazirah Arab berbentuk persegi panjang yang
sisi-sisinya tidak sejajar. Batasan-batasan alam
yang membatasi Jazirah Arab adalah :
- Di bagian barat:berbatasan dengan
Laut Merah.
- Di bagian timur:berbatasan dengan
Teluk Arab.
- Di bagian utara:berbatasan dengan
Gurun Irak dan Gurun Syam.
- Di bagian selatan:berbatasan
dengan Samudra Hindia.
Jazirah Arab terbagi atas dua
bahagian yaitu bagian tengah dan bagian tepi. Setiap bagian memiliki bentangan
alam tersendiri. Bagian tengah terdiri dari daerah pegunungan yang amat jarang
dituruni hujan. Di bagian tengah inilah orang Badui tinggal. Bagian tengah dari
Jazirah Arab terbagi menjadi dua bagian yang lebih kecil yaitu: Bagian utara
yang disebut Najed dan bagian selatan yang disebut Al-Ahqaf. Bagian selatan
penduduknya amat sedikit. Karenanya bagian ini disebut Ar-Rab'ul Khali (tempat
yang sunyi). Jazirah Arab bagian tepi merupakan sebuah pita kecil yang
melingkari Jazirah Arab. Pada bagian tepi ini, hujan yang turun cukup teratur.
Bagian tepi inilah yang didiami oleh orang atau penduduk kota. Sedangkan ahli
–ahli ilmu purba membagia Jazirah Arab menjadi tiga bagian :
1. Arab Petrix, yaitu daerah-daerah
yang terletek di sebelah barat daya lembah Syam.
2. Arab Deserta, yaitu daerah Syam sendiri.
3. Arab Felix, yaitu negeri Yaman
yang terkenal dengan sebutan “Bumi Hijau”.
B. Asal-Usul
Bangsa Arab
Menurut para sejarawan asal mula bangsa arab terbagi menjadi 3 kaum/suku
yang berada di jazira arab, Adapun suku
itu, yaitu :
1. Arab Ba’idah
Yaitu bangsa arab yang telah musnah
yaitu, orang-orang arab yang telah lenyap jejaknya. Jejak mereka tidak dapat
diketahui kecuali hanya terdapat dalam catatan kitab-kitab suci. Arab Ba'idah
ini termaksud suku bangsa arab yang dulu pernah mendiami Mesopotamia akan
tetapi, karena serangan raja namrud dan kaum yang berkuasa di Babylonia, sampai
Mesopotamia selatan pada tahun 2000 SM suku bangsa ini berpencar dan berpisah
ke berbagai daerah, di antara kabilah mereka yang termaksud adalah: 'Aad,
Tsamud, Ghasan, Jad.
2. Arab Aribah
Yaitu cikal bakal dari rumpun bangsa
Arab yang ada sekarang ini. Mereka berasal dari keturunan Qhattan yang menetap
di tepian sungai Eufrat kemudian pindah ke Yaman. Suku bangsa arab yang
terkenal adalah: Kahlan dan Himyar. Kerajaan yang terkenal adalah kerajaan
Saba' yang berdiri abad ke-8 SM dan kerajaan Himyar berdiri abad ke-2 SM.
3. Arab
Musta'ribah
Yaitu menjadi arab atau peranakan
disebut demikian karena waktu Jurhum dari suku bangsa Qathan mendiami Mekkah,
mereka tinggal bersama nabi Ismail dan ibunya Siti Hajar. Nabi Ismail yang
bukan keturunan Arab, mengawini wanita suku Jurhum. Arab Musta'ribah sering
juga disebut Bani Ismail bin Ibrahim ismail (Adnaniyyun).
Bangsa Arab mempunyai akar panjang
dalam sejarah, mereka termasuk ras atau rumpun bangsa Caucasoid, dalam Subras
Mediteranian yang anggotanya meliputi wilayah sekitar Laut Tengah, Afrika
Utara, Armenia, Arabiyah dan Irania. Bangsa arab hidup berpindah-pindah, karena
tanahnya terdiri atas gurun pasir yang kering dan sangat sedikit turun hujan.
Perpindahan mereka dari satu tempat ke tempat yang lainnya mengikuti tumbuhnya
stepa (padang rumput) yang tumbuh secara sporadic di tanah arab di sekitar
oasis atau genangan air setelah turun hujan. Bila dilihat dari asal-usul
keturunan, penduduk jazirah arab dapat dibagi menjadi dua golongan besar,
yaitu: Qathaniyun (keturunan Qathan) dan ‘Adaniyun (keturuan Ismail ibnu
Ibrahim as)
C. Peradaban
Bangsa Arab Pra-Islam
Sebagai lalu lintas perdagangan penting terutama Mekah yang merupakan pusat
perdagangan di Jazirah Arab, baik karena meluasnya pengaruh perdagangannya ke
Persia dan Bizantium di sebelah selatan dan Yaman di sebelah utara atau karena
pasar-pasar perdagangannya yang merupakan wilayah terpenting di Jazirah Arab
karena begitu banyaknya, yaitu Ukāẓ, Majnah, dan Dzū al-Majāz, menjadikannya
kaya dan tempat bertemunya aliran-aliran kebudayaan. Mekah merupakan pusat
peradaban kecil. Bahkan masa Jahiliah bukan masa kebodohan dan kemunduran
seperti ilustrasi para sejarahwan, tetapi ia merupakan masa-masa peradaban
tinggi. Kebudayaan sebelah utara sudah ada sejak seribu tahun sebelum masehi.
Bila peradaban di suatu tempat melemah, maka ia kuat di tempat yang lain. Ma’īn
yang mempunyai hubungan dengan Wādī al-Rāfidīn dan Syam, Saba` (955-115 SM),
Anbāṭ (400-105 SM) yang mempunyai hubungan erat dengan kebudayaan Helenisme,
Tadmur yang mempunyai hubungan dengan kebudayaan Persia dan Bizantium, Ḥimyar,
al-Munādharah sekutu Persia, Ghassan sekutu Rumawi, dan penduduk Mekah yang
berhubungan dengan bermacam-macam penjuru.
Fakta di atas menunjukkan bahwa pengertian Jahiliah yang tersebar luas di
antara kita perlu diluruskan agar tidak terulang kembali salah pengertian.
Pengertian yang tepat untuk masa Jahiliah bukanlah masa kebodohan dan
kemunduran, tetapi masa yang tidak mengenal agama tauhid yang menyebabkan
minimnya moralitas. Pencapaian mereka membuktikan luasnya interaksi dan wawasan
mereka kala itu, seperti bendungan Ma’rib yang dibangun oleh kerajaan Saba`,
bangunan-bangunan megah kerajaan Ḥimyar, ilmu politik dan ekonomi yang terwujud
dalam eksistensi kerajaan dan perdagangan, dan syi’ir-syi’ir Arab yang
menggugah. Sebagian syi’ir terbaik mereka dipajang di Ka’bah. Memang persoalan
apakah orang Arab bisa menulis atau membaca masih diperdebatkan. Tetapi fakta
tersebut menunjukkan adanya orang yang bisa mambaca dan menulis, meski tidak
semuanya. Mereka mengadu ketangkasan dalam berpuisi, bahkan hingga Islam datang
tradisi ini tetap ada. Bahkan al-Quran diturunkan untuk menantang mereka
membuat seindah mungkin kalimat Arab yang menunjukkan bahwa kelebihan mereka
dalam bidang sastra bukan main-main, karena tidak mungkin suautu mukjizat ada
kecuali untuk membungkam hal-hal yang dianggap luar biasa
D. Kehidupan
Keagamaan Bangsa Arab
Sebelum Islam penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam, dan Jazirah
Arab telah dihuni oleh beberapa ideolgi, keyakinan keagamaan. Bangsa
Arab sebelum Islam telah menganut agama yang mengakui Allah sebagai tuhan
mereka. Kepercayaan ini diwarisi turun temurun sejak nabi Ibrahim as dan Ismail
as. al-Qur’an menyebut agama itu dengan Hanif, yaitu kepercayaan
yang mengakui keesaan Allah sebagai pencipta alam, Tuhan menghidupkan dan
mematikan, Tuhan yang memberi rezeki dan sebagainya. Kepercayaan yang
menyimpang dari agama yang hanif disebut dengan Watsniyah, yaitu agama yang
mempersyarikatkan Allah dengan mengadakan penyembahan kepada :
· Anshab, batu
yang memiliki bentuk
· Autsa,
patung yang terbuat dari batu
· Ashnam, patung
yang terbuat dari kayu, emas, perak, logam dan semua patung yang tidak terbuat
dari batu.
Berhala atau patung yang pertama yang mereka sembah adalah : Hubal. Dan
kemudian mereka membuat patung-patung seperti Lata, Uzza, Manata, dll. Tidak
semua orang arab jahiliyah menyembah Watsaniyah ada beberapa kabilah yang
menganut agama Yahudi dan Masehi. Agama Yahudi dianut oleh bangsa Yahudi yang
termaksud rumpun bangsa Samiah (semid). Asal usul Yahudi berasal dari Yahuda
salah seorang dari dua belas putra nabi Yakub.
Agama Yahudi sampai ke Jazirah Arab oleh bangsa Israel dari negeri Asyur.
Mereka diusir oleh kerajaan Romawi yang beragama Masehi dan bangsa Asyur ini
berangsur-angsur mendiami Yastrib (Madinah) dan sekitarnya dan mereka
menyebarkan agama Yahudi tersebut.Agama Masehi yang
berkembang adalah : Sekte Yaqubiah yang mengatakan bahwa perbuatan dan iradat
al – Masih adalah tabiat ketuhanan. Kaum Yaqubiah berkata bahwa persatuan
ketuhanan dengan kemanusiaan pada diri al-Masih ialah sebagaimana air dimasukan
ke dalam tuak, lalu menjadi jenis yang satu.
Agama-agama yang ada pada saat itu antara lain :
1. Yahudi
Agama ini dianut orang-orang Yahudi yang berimigrasi ke Jazirah Arab. Daerah
Madinah, Khaibar, Fadk, Wadi Al Qura dan Taima’ menjadi pusat penyebaran
pemeluknya. Yaman juga dimasuki ajaran ini, bahkan Raja Dzu Nuwas
Al Himyari juga memeluknya. Bani Kinanah, Bani Al Haarits bin Ka’ab dan Kindah juga
menjadi wilayah berkembangnya agama Yahudi ini.
2. Nashara
(Kristen).
Agama ini masuk ke kabilah-kabilah Ghasasinah dan Al Munadzirah. Ada beberapa
gereja besar yang terkenal. Misalnya, gereja Hindun Al Aqdam, Al
Laj dan Haaroh Maryam. Demikian juga masuk di selatan Jazirah Arab dan
berdiri gereja di Dzufaar. Lainnya, ada yang di ‘And dan Najran. Adapun
di kalangan suku Quraisy yang menganut agama Nashrani adalah Bani
Asad bin Abdil Uzaa, Bani Imri-il Qais dari Tamim, Bani Taghlibdari kabilah
Rabi’ah dan sebagian kabilah Qudha’ah.
3. Majusiyah
Sebagian sekte Majusi masuk ke Jazirah Arab di Bani Tamim. Di antaranya,
Zaraarah dan Haajib bin Zaraarah. Demikian juga Al Aqra’ bin Haabis dan Abu Sud
(kakek Waki’ bin Hisan) termasuk yang menganut ajaran Majusi ini.
Majusiyah juga masuk ke daerah Hajar di Bahrain.
4. Syirik
(Paganisme).
Kepercayaan dengan menyembah patung berhala, bintang-bintang dan matahari
yang oleh mereka dijadikan sebagai sesembahan selain Allah. Penyembahan
bintang-bintang juga muncul di Jazirah Arab, khususnya di Haraan,
Bahrain dan di Makkah, mayoritas Bani Lakhm, Khuza’ah dan Quraisy.
Sedangkan penyembahan matahari ada di negeri Yarnan.
5. Al Hunafa’
Meskipun pada waktu hegemoni paganisme di masyarakat Arab sedemikian kuat,
tetapi masih ada beberapa orang yang dikenal sebagai Al Hanafiyun atau Al
Hunafa’. Mereka tetap berada dalam agama yang hanif, menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya serta menunggu datangnya kenabian.
Di antara beberapa agama/kepercayaan tersebut yang paling terkenal adalah
penyembahan terhadap berhala yang jumlahnya mencapai lebih dari 360 buah,
sehingga menyesaki lingkungan Ka’bah. Dan setiap
qabilah di Arab memiliki berhala sebagai sesembahan mereka sendiri-sendiri. Di
antara berhala yang paling populer di kalangan mereka ialah :
1. Wadd.
Adalah nama patung milik kaum nabi Nuh yang berasal dari nama seorang shalih dari mereka. Ditemukan kembali oleh Amru bin Luhai di Jeddah dan diberikan kepada Auf bin ‘Adzrah dan ditempatkan di Wadi Al Quraa di Dumatul Jandal dan disembah oleh bani kalb bin Murrah. Patung ini ada sampai datangnya Islam kemudian dihancurkan Khalid bin Walid dengan perintah Rasulullah.
Adalah nama patung milik kaum nabi Nuh yang berasal dari nama seorang shalih dari mereka. Ditemukan kembali oleh Amru bin Luhai di Jeddah dan diberikan kepada Auf bin ‘Adzrah dan ditempatkan di Wadi Al Quraa di Dumatul Jandal dan disembah oleh bani kalb bin Murrah. Patung ini ada sampai datangnya Islam kemudian dihancurkan Khalid bin Walid dengan perintah Rasulullah.
2. Suwaa’
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Mudhor bin Nizaar dan diserahkan kepada bani Hudzail serta ditempatkan di Rohaath sekitar 3 mil dari Makkah.
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Mudhor bin Nizaar dan diserahkan kepada bani Hudzail serta ditempatkan di Rohaath sekitar 3 mil dari Makkah.
3. Yaghuts
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan
kepada Na’im bin Umar Al Muradi dari Majhaj dan ditempatkan di Akmah atau Jarsy
di Yaman, disembah oleh bani Majhaj dan bani An’am dari kabilah Thaiyi’.
4. Ya’uq
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Hamadan dan ditempatkan di Khaiwaan, disembah oleh orang-orang Hamadan.
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Hamadan dan ditempatkan di Khaiwaan, disembah oleh orang-orang Hamadan.
5. Nasr
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Himyar dan ditempatkan di Saba’ disembah oleh bani Dzi Al Kilaa’ dari kabilah Himyar dan sekitarnya.
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Himyar dan ditempatkan di Saba’ disembah oleh bani Dzi Al Kilaa’ dari kabilah Himyar dan sekitarnya.
6. Manaah
Adalah salah satu patung berhala yang ditempatkan di pantai laut dari arah
Al Musyallal di Qadid antara Makkah dan Madinah. Patung ini sangat diagungkan
oleh suku AlAus dan Al Khazraj. Rasulullah mengutus Ali bin Abi Thalib untuk
menghancurkannya pada penaklukan kota Makkah.
7. Laata
Laata adalah kuburan orang shalih yang ada di Thaif yang dibangun dengan batu persegi empat. Bangsa Arab seluruhnya sangat mengagungkannya dan sekarang tempatnya adalah di menara masjid Thaif. Ada yang mengatakan bahwa Laata adalah nama seorang yang membuat masakan Sawiiq untuk jamaah haji, lalu ia meninggal kemudian kuburannya di sembah. Ketika bani Tsaqif masuk Islam maka Rasulullah mengutus Al Mughiroh bin Syu’bah untuk menghancurkannya dan kuburan ini dibakar habis.
Laata adalah kuburan orang shalih yang ada di Thaif yang dibangun dengan batu persegi empat. Bangsa Arab seluruhnya sangat mengagungkannya dan sekarang tempatnya adalah di menara masjid Thaif. Ada yang mengatakan bahwa Laata adalah nama seorang yang membuat masakan Sawiiq untuk jamaah haji, lalu ia meninggal kemudian kuburannya di sembah. Ketika bani Tsaqif masuk Islam maka Rasulullah mengutus Al Mughiroh bin Syu’bah untuk menghancurkannya dan kuburan ini dibakar habis.
8. Al ‘Uzza
Al ‘Uzza adalah satu pohon yang disembah. la lebih baru dari Al Laata,
ditempatkan di Wadi Nakhlah di atas Dzatu ‘Irqin. Mereka dulu mendengar suara
keluar dari Al Uzza. Berhala ini sangat diagungkan Quraisy dan Kinanah. Ketika
Rasulullah Saw menaklukan Makkah, beliau mengutus Khalid bin Al Walid untuk
menghancurkannya. Ternyata ada tiga pohon dan ketika dirobohkan yang ketiga,
tiba-tiba muncul wanita hitam berambut kusut dalam keadaan rneletakkan kedua
tangannya di bahunya menampakkan taringnya. Di belakangnya, ada juru kuncinya.
Kemudian Khalid penggal lehernya dan pecah, ternyata ia adalah seekor merpati,
lalu Khalid bin Al Walid membunuh juru kuncinya.
9. Hubal
Merupakan patung yang paling besar di Ka’bah. Diletakkan di tengah Ka’bah.
patung ini terbuat dari batu ‘aqiq merah dalam rupa manusia. Dibawa ‘Amru bin
Luhai dari Syam. Isaaf dan Naailah (Dua patung berhala yang ada di dekat sumur
Zamzam. Dua patung ini berasal dari sepasang orang Jurhum yang masuk ke Ka’bah
dan berbuat fujur, lalu dikutuk menjadi dua batu, seiring perjalanan waktu,
keduanya disembah.
10. Dzul
Khalashah
Ini adalah berhala milik kabilah Khats’am, Bajilah dan Daus yang berada di
Tubaalah, daerah antara Makkah dan Yaman. Begitulah gambaran keadaan agama di
Jazirah Arabiyah sebelum datangnya Islam. Mereka masih mengimani rububiyah
Allah dan menganggap Allah sebagai sesembahannya juga dan sebagai Dzat
Pencipta. Sumber kepercayaan tersebut adalah risalah samawiyah yang yang
dikembangkan dan disebarkan di jazirah Arab terutama risalah nabi Ibrahim dan
Ismail.
E. Sisi
Positif Dan Sisi Negative Bangsa Arab.
Arab jahiliyah itulah kata-kata yang sering kita dengar baik dari tulisan
ataupun dari perkataan orang. Jika dilihat dari fakta kemajuan yang terjadi di
bangsa arab, yang maju dalam bidang astronomi, bangunan dan lain-lain, maka
jahiliah disini bukan berarti bodoh namun bodoh dalam hal tidak meggunakan
hukum/aturan Allah dalam kehidupan sehari-sehari.
Jadi dapat kami tarik kesimpulan bangsa arab memiliki sisi negative dan
sisi positif yaitu ;
Sisi negative:
1. Memandang
rendah derajat wanita dan membunuh bayi perempuan yang baru lahir dan juga
membunuh anak laki-laki yang di anggap tidak pemberani.
2. Minum-minuman
yang memabukan.
3. Perjudian
4. Pencurian
dan Perampokan
5. Perkelahian
dan Peperangan
6. Mengawini
banyak istri(Poligami) dan mengawini ibu dan saudara-saudaraya sendiri
7. Menyembah
berhala
Sisi Positif
1. Syajahah
( Pemberani)
2. Amanah
3. Sangat
Menghormati tamu
4. Memotong
tangan pencuri
5. Berkembangnya
ilmu pengetahuan, diantaranya ilmu astronomi, ilmu bangunan, Ilmu tentang
iklim, Ilmu sejarah.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Secara geografis jazirah arab hampir seluruh wilayahnya merupakan padang
pasir yang sangat luas. Asal-usul bangsa arab menurut para ahli sejarah terbagi
menjadi 3 suku yaitu Arab Ba’idah, Arab Aribah, Arab
Musta'ribah
, system pemerintahan yang digunakan, peradaban bangsa arab pra-islam,
kehidupan keagamaan bangsa arab, sisi positif bangsa arab, dan sisi negative
bangsa arab.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mubarakfuri, Shafiyyurrahman, Ar-Rahiq Al-Makhtum,
Jakarta;Ummul Quro’. 2012
Ismail, Faisal.Drs, Sejarah Kebudayaan Islam, Yogyakarta;CV.Bina
Usaha.1984
Prof. Dr. Abu Su’ud, Islamilogi, Rineka Cipta;Jakarta.2003
No comments:
Post a Comment